Selasa, 07 April 2015

pondok pesantren assiddiqiyah

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah adalah salah satu pesantren besar di Indonesia. Pesantren ini didirikan pada bulan Rabi'ul Awal 1406 H (1 Juli 1985 M). Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali didirikan oleh Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, putra dari salah satu kyai besar Jawa Timur yang berasal dari Banyuwangi yaitu KH. Iskandar, di atas tanah yang diwakafkan oleh H. Abdul Ghoni Dja'ani (Haji Oon), putra dari KH. Abdul Shiddiq di kawasan Kelurahan Kedoya Selatan Kebon Jeruk yang saat itu dipenuhi rawa dan sawah. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah diasuh oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ.
Dalam usianya yang ke-25, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka delapan cabang yang tersebar di beberapa daerah, yaitu:
  1. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Kebon Jeruk Jakarta Barat
  2. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II, Batu Ceper Tangerang Banten
  3. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah III, Cilamaya Karawang Jawa Barat
  4. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IV, Serpong Tangerang Banten
  5. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah V, Cijeruk Bogor Jawa Barat
  6. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VI, Sukabumi Jawa Barat
  7. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VII, Way Kanan Lampung
  8. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VIII, Musi Banyuasin Palembang Sumatera Selatan
Selain memiliki kerangka umum pendidikan formal di satu sisi dan kerangka khusus kurikulum kepesantrenan di sisi lain, sesuai dengan Trilogi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang menjadi tujuan dasar berdiri, yaitu:
  1. Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta membangun Iman dan Taqwa secara lebih mendalam.
  2. Berakhlakul karimah, sebagai dasar dari perikehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air.
  3. Menguasai bahasa asing, dalam hal ini yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris seiring perkembangan zaman dengan tanpa meninggalkan sokoguru daripada dasar pendidikan islam.
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menanamkan prinsip dasar dalam pendidikan yaitu:
ﺍﻠﻤﺤﺎﻓﻈﻪ ﻋﻠﻲ ﺍﻠﻗﺪﻳﻢ ﺍﻠﺻﺎﻠﺢ وﺍﻠأﺧﺬ ﺑﺎﻠﺠﺪﻳﺘ ﺍﻠأﺻﻠﻊ
Melestarikan kebiasaan/hal-hal yang baik yang telah dilakukan sejak dahulu (pembelajaran buku-buku serta metode klasik), serta melakukan kebiasaan/hal-hal terbaru yang dilakukan orang pada masa kini yang lebih baik
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah menyelenggarakan pendidikan formal yang telah terakreditasi dengan baik, seperti:
  1. MI/Madrasah Ibtidaiyah, pendidikan formal keagamaan setingkat Sekolah Dasar.
  2. MTs/Madrasah Tsanawiyah, pendidikan formal keagamaan setingkat Sekolah Menengah Pertama.
  3. SMP Islam/Sekolah Menengah Pertama Islam.
  4. MA/Madrasah Aliyah, pendidikan formal keagamaan setingkat Sekolah Menengah Atas.
  5. SMA Islam/Sekolah Menengah Atas Islam.
  6. SMK Islam/Sekolah Menengah Kejuruan Islam; dan

Sejarah Berdiri dan Pengasuh

Sebagaimana telah diungkap di atas, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali berdiri pada bulan Rabi'ul Awal 1406 H (1 Juli 1985 M). Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali didirikan oleh Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, putra dari salah satu kyai besar Jawa Timur yang berasal dari Banyuwangi yaitu KH. Iskandar, di atas tanah yang diwakafkan oleh H. Abdul Ghoni Dja'ani (Haji Oon), putra dari KH. Abdul Shiddiq di kawasan Kelurahan Kedoya Selatan Kebon Jeruk yang saat itu dipenuhi rawa dan sawah.
DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ dibesarkan di Dusun Sumber Beras Banyuwangi. Dia mengikuti pendidikan dasar dan menengahnya di Pondok Pesantren Manba'ul Ulum di Sumber Beras yang diasuh oleh Ayahnya sendiri, KH. Iskandar. Kemudian Dia melanjutkan studi guna memperdalam lagi ilmu pengetahuan dan keagamaannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri Jawa Timur.
Kedatangannya di Jakarta kemudian berlabuh di kawasan Kedoya Utara Kebon Jeruk Jakarta Barat. Saat itu wilayah tersebut masih sepi dari penduduk, karena sebagian besar wilayahnya dipenuhi oleh beberapa bagian sawah dan ladang, serta sebagian besar rawa. Sebelum kedatangannya ke Jakarta, DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, menikahi seorang gadis yang berasal dari Malang Jawa Timur, yaitu Ibu Nyai Hj. Noerjazilah, BA, yang hingga kini selalu setia menemani Dia dalam suka maupun duka. Hingga kini Dia dikaruniai 6 orang. Anak dia saat ini adalah Nur Eka Fatimatuzzahro, Istiqomah Iskandar, Ahmad Makhrus Iskandar, Atina Balqis Izza, dan Muhammad Muhsin Ibrahim Iskandar. Sedangkan anak bungsu Dia, Ahmad Ibrahim Iskandar meninggal beberapa hari setelah dilahirkan.
DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ., memilih nama Asshiddiqiyah untuk pesantren yang didirikannya, berdasarkan falsafah dari gelar yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada khalifah Abu Bakar atas keberanian dan kejujuran Abu Bakar dalam perikehidupan sehari-hari. Dia mengharapkan agar santri-santri lulusan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dapat mengikuti perilaku baik seorang khalifah Abu Bakar, terutama dalam hal kejujuran, keberanian, dan sebagainya.
Kini, setelah 25 tahun perjalanannya, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dibawah asuhan Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ., telah mengembangkan sayap dengan menempatkan beberapa cabangnya yang juga bernama Asshiddiqiyah sebanyak 7 cabang di berbagai wilayah di negeri ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar